Jakarta (benchmarknews.co) – PT Bank Central Asia (BCA) Tbk membukukan laba bersih Rp18 triliun pada 2015. Pencapaian tersebut lebih besar atau atau tumbuh 9,3% dari 2014, yang sebesar Rp16,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, 2015 merupakan tahun positif bagi perseroan. Salah satu indikator adalah adanya pertumbuhan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut, kata dia, ditopang oleh pertumbuhan protofolio kredit dan biaya bunga (cost of funds) yang lebih rendah.
“Pendapatan bunga bersih tumbuh 12% menjadi Rp35,9 triliun dari tahun sebelumnya,” ujar Jahja di Jakarta, Kamis (3/3).
Soal portofolio kredit, lanjut dia, juga mengalami pertumbuhan. Pada 2015, portofolio kredit BCA mencapai Rp 387,6 triliun, tumbuh 11,9% dibandingkan 2014. Pertumbuhan ini terjadi di seluruh segmen, khususnya kredit korporasi, yang meningkat 17,2% menjadi Rp141,3 triliun pada 2015.
Sepanjang 2015, BCA juga membukukan pertumbuhan jumlah dana pihak ketiga (DPK). DPK pada tahun tersebut naik 5,8% atau Rp 25,8 triliun menjad Rp473,7 triliun, dibandingkan 2014. Menurut Jahja, pertumbuhan itu berasal dari rekening dana transaksional giro dan tabungan (Current accounts and savings accounts/CASA). Segmen ini memberikan porsi terbesar dari total DPK, yakni 76,1%.
Giro BCA tumbuh 7,7% menjadi Rp115,7 triliun dibandingkan 2014. Sedangkan tabungan terdongkrak 6,8% menjadi Rp244,6 triliun. Meski demikian, dana deposito BCA hanya tumbuh 1,7% atau Rp113,4 triliun. Pertumbuhan ini merupakan pencapaian terendah dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
“Memasuki tahun 2016, BCA tetap mengdepankan kebijakan dan langkah yang berhati-hati,” ujar Jahja.
Penulis : Pamudji Slamet
Editor : Pamudji Slamet